Pages

Categories

Blog Archive

find me on facebook

Find me on Twitter @angkaSEBELAS

Minggu, 11 November 2012

Kapan Seorang Pria Bisa Dianggap Dewasa?


Diambil dari beberapa sumber, aku mencoba mengambil kesimpulan sendiri tentang pria yang dewasa, maaf ini akibat kekecewaan yang mendalam terhadap pria yang mengaku dewasa padahal faktanya NOL besar. mari kita simak :)




menurut cipto.net

Ada sebuah pertanyaan, kapan seorang pria bisa dianggap dewasa baik secara pola pikir maupun tingkah laku?

Secara hukum, pria dianggap dewasa jika ia sudah menikah
Secara umur, pria dewasa berumur 20-40 tahun

Pria dewasa bukan hanya dilihat dari umurnya, karena banyak pria yang kelihatannya dewasa tapi sikapnya masih kekanak-kanakan, ada pula anak-anak yang sikapnya sok dewasa. Jadi bingung kan? Kalau menurut saya, kenapa seorang pria dikatakan dewasa itu adalah ketika ia mampu berbuat dan mampu bertanggung jawab atas apa yg diperbuatnya, tahu konsekuensinya, mampu bertindak bijak, bisa beradaptasi dan menghargai orang lain.


menurut Usman Kusmana (kompasiana.com)

Saya tak bermaksud menjudge sikap seorang wanita. Tapi pada dasarnya setiap wanita menyenangi bahkan mencari pria yang akan menjadi pilihan hidupnya, Adalah dia seorang pria yang tidak hanya cukup tampan, tapi secara kepribadian dan sikap mental dia dewasa, dan menurut hitungan ekonomi dia juga mapan. Ini bukan sikap yang berlebihan. Ini sikap yang wajar dan rasional. Wanita yang tergila-gila hanya karena cinta dan pesona fisiknya laki-laki, hanyalah wanita yang sedang mampir sesaat atas nama cinta, realitanya mereka akan tak mampu bertahan dalam waktu yang panjang, jikalaupun harus berakhir ke pelaminan, ujung-ujungnya hanyalah perceraian.

Tengoklah perjalanan cintanya para selebritis yang sering muncul dalam pemberitaan infotainment, kisah putus nyambung mereka biasanya dengan pria yang cenderung sebaya usia dengannya, sesama profesi artis, model, ataupun pemain sinetron. Tapi jika sudah berbicara tentang pernikahan, kebanyakan cenderung memilih pasangan yang lebih tua, dewasa dan mapan secara ekonomi. Rata-rata kalangan pengusaha sukses atau eksekutif kantoran.

Mengapa ini terjadi? Sekali lagi hal ini adalah sesuatu yang wajar dan rasional. Secara psikologis, wanita selalu menginginkan sosok yang membuatnya selalu merasa nyaman jika ada disisi seorang pria yang dicintainya. Pengertian nyaman tentu bisa berarti nyaman dalam berbicara, berinteraksi, dalam menunjukan rasa saling sayang dan cintanya. Kondisi seperti itu hanya bisa ditemukan pada sosok pria yang dewasa secara sikap dan kepribadian, dan mapan secara ekonomi.

Pria dewasa adalah dia yang memiliki kedalaman dalam menyikapi hidup, kearifan pola pikir, pengalaman, dan pengetahuan (keilmuan). Sehingga setiap yang diucapkannya adalah sesuatu yang sadar dan logis, termasuk dalam mengekspresikan rasa cintanya. Dia pandai mengatur ritme emosionalitas rasa, kapan memuji, dan kapan menunjukan ketidaksenangan (marah). Lelaki dewasa adalah dia yang bisa mengatur dan mengendalikan dua potensi yang ada pada dirinya, yaitu akal dan hati. Maka janganlah heran, jika sosok pria yang dewasa seperti itu, banyak digilai para wanita, membuat wanita mudah klepek-klepek. Tapi jika kedewasaan seorang pria, sedikit saja ada mental petualang cintanya, dia hanya akan menjadi pria penikmat wanita, dia akan menjadi playboy yang akan banyak membuat banyak wanita tersiksa dan menderita.

Lalu bagaimana dengan urusan mapan? Lagi-lagi hal ini amatlah wajar dan rasional, siapa yang mau hidup bersama-sama pasangan pria dalam keadaan susah, seorang wanita pasti menginginkan menjalani kehidupan bersama dalam bangunan rumah tangga yang didalamnya ada pertimbangan rasa aman secara ekonomi. Karena hal itu menyangkut masa depan keluarga dan anak-anaknya. Sangatlah naïf jika seorang wanita hanya berfikir semata-mata karena cinta. Hari gini, wanita mana yang maju membangun rumah tangga hanya berpatokan karena cinta. Biarlah bab romantika cinta itu hanya cerita-ceria di SMA dan bangku kuliah saja. Dalam dunia yang sudah mengarah pada kehidupan riilnya, dia pasti berfikir sesuatu yang akan menjamin, atau minimal member harapan positif akan kehidupan ekonomi keluarganya dimasa yang akan datang. Apalagi dengan keadaan hidup masa kini yang semakin hari semakin berat saja.

Seorang teman saya yang kebetulan masih single, bercerita panjang lebar seputar alasannya hingga kini belum juga berumah tangga, dia seorang teman SMA yang kini sukses menjadi eksekutif disalah satu perusahaan telekomunikasi kelas dunia. Dia sangatlah cerdas, karena dia lulusan sekolah teknik ternama di Kota Bandung, orangnya tipikal lurus, bukan yang suka macem-macem, meskipun dia hidup di belantara ibukota. Dia menceritakan bagaimana harus menolak banyak pedekate dari beberapa wanita, baik yang ada di kantornya maupun dalam komunitas pergaulannya. Alasan dia sederhana, saya tak mau menerima cinta seorang wanita yang ingin jadi pasangan hidup saya, hanya karena saya dianggap dewasa dan sudah mapan. Nah lho, emang kenapa? Tanyaku. Karena bagiku, dia yang layak mendampingi sisa hidupku, adalah dia yang benar-benar klik dengan hatiku. Jadi kesimpulannya, Aku harus benar-benar tertarik dan benar-benar mencintai dia……halaaah !

dan menurut http://blognyajose.blogspot.com ciri-ciri pria yang tidak dewasa adalah:

Sensual
Anak-anak mengalami proses merasakan, bertindak dan berpikir. Sedangkan pria dewasa berpikir, bertindak dan akhirnya merasakan. Tetapi saat ini, kebanyakan pria dewasa mirip seperti seorang anak kecil, mereka lebih suka bertindak dahulu baru berpikir, kemudian merasakan penyesalan atas tindakannya itu.

Egois
Pria yang tidak sadar akan keegoisannya adalah pria yang belum dewasa. Seorang pria yang belum dewasa sering kali tidak sadar akan keegoisannya, mari kita lihat contoh berikut: suatu keluarga, ayah, ibu dan seorang anak sedang makan pagi bersama. Di meja makan telah tersedia roti panggang, susu dan yang lainnya. Ketika sang anak hendak mengambil roti panggang, tangannya menyenggol gelas yang berisi susu hingga jatuh. Seketika itu juga ayahnya memandang dia dengan mimik muka yang marah sambil berkata: “kurang ajar! Susu aja tumpah, kamu gimana sih ngambilnya!” Sang anak tidak menjawab. Selesai makan, dia langsung masuk kamar dan menagis. Keesokan harinya, diwaktu yang sama, keluarga ini di meja makan lagi. Saat sang ayah hendak mengambil roti panggang, tangannya menyenggol susu hingga jatuh, sang ayah memandang marah kepada sang ibu dan berkata: “mama! Kenapa taruh susu disini!”

Tidak Konsisten
Tuhan dan wanita, menginginkan agar pria memiliki konsistensi, ketegasan dan kekuatan. Kesetiaan adalah batu penjuru dari karakter. Sering kali pria hanya mengutamakan dan menonjolkan kemampuan dan kharisma, tetapi tidak menekankan kesetiaan. Hanya kesetiaan yang dapat membuat pria terus berkembang dalam hidupnya. Kharisma bisa membawa Anda ke atas, tetapi hanya karakter yang dapat mempertahankannya.

Tidak Tepat Janji
Perkataan seorang pria adalah ukuran dari karakternya. Perkataan Anda membuktikan kepriaan Anda, kepriaan Anda membuktikan perkataan Anda.

Tidak Bertanggung Jawab
Hakikat utama menjadi seorang ayah adalah mengajar anak-anaknya bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Tanggung jawab seorang ayah bukanlah membuat keputusan bagi anaknya, melainkan membiarkan anaknya melihat bagaimana sang ayah membuat keputusan. Tanggung jawab terhadap kesuksesan tergantung pada kemauan untuk bertangung jawab terhadap kegagalan.

Suka Bersembunyi
Krisis tidak akan membentuk karkater seorang pria, krisis hanya akan mengungkapkan siapa dia sesungguhnya. Orang sukses melihat krisis sebagai kesempatan untuk berubah: dari yang kurang kepada yang lebih, dari yang kecil kepada yang lebih besar.

Hanya Berespon Terhadap Pemaksaan
Pria yang belum dewasa adalah pria yang hanya berespon apabila dipaksa atau ditekan. Tuhan tidak menciptakan manusia untuk menjadi diktator, melainkan pemimpin.

Apabila ketujuh ciri ini masih melekat pada Anda berarti anda belum tepat dikatakan dewasa. Menjadi laki-laki adalah masalah kelahiran, menjadi pria sejati adalah masalah pilihan.
separador

0 komentar:

Posting Komentar


About me

Foto saya
“I'm selfish, impatient and a little insecure. I make mistakes, I am out of control and at times hard to handle. But if you can't handle me at my worst, then you sure as hell don't deserve me at my best.” ― Marilyn Monroe

With My Beloved Husband

With My Beloved Husband
“Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own.” ― Robert A. Heinlein, Stranger in a Strange Land

with my family

with my family
they are my home, the place where I go..I love my family :)

Childish Crew

Childish Crew
suka lollipop, rajin minum susu, ngemil, makan mie, itulah childish crew :) ada Lidia, Aini, Nurlina, and Devi plus Nofi (lima serangkai)

with jepi and amoii

with jepi and amoii
we love hang out together, especially to Mega Mall Batam Centre :)

I love Rain

I love Rain
kamu suka hujan? aku suka. karena hujan menyimpan banyak cerita berbeda di setiap tetesnya :)